Selasa, 20 Juni 2017

Jebakan marawi untuk tni dan nkri

ini juga yang mungkin sedang di pikirkan para jenderal perang indonesia. jika tentara indonesia ikut terlibat dalam penumpasan ISIS di kota Marawi Philipina akan menyeret TNI ke dalam pusaran konflik yang tiada ujung batasnya. dilain sisi apabila TNI hanya diam saja, tentu bukan hal yang baik karena ASEAN membutuhkan stabilitas keamanan yang kokoh. masuknya ISIS ke philipina memang sudah lama diketahui dan kemungkinan akan penyerangan frontal dengan pendudukan sebuah wilayah memang sudah sangat mungkin terjadi. termasuk presiden philipina rodrigo duterte yang menantang ISIS untuk menguasai marawi tepat 5 bulan sebelum penguasaan oleh ISIS. 









selama ini zamboaga di ekor pulau mindanao menjadi kampus bagi para mujahid mujahid garis keras yang menginginkan berdirinya negara islam di selatan Philipina. termasuk di dalamnya teroris yang membuat kekacauan di indonesia. sedangkan Marawi merupakan ibukota dari provinsi Lanao del sur yang merupakan salah satu provinsi yang menjadi wilayah otonomi islam. sebagai bentuk perwujudan kesepakatan damai MNLF dengan pemerintah Philipina di Tripoli tahun 1976. jika perjanjian tripoli mencantumkan ada 13 provinsi yang berada di daerah otonom. namun tidak dijalankan oleh pemerintah. 




hal inilah yang menjadi akar masalah. kemudian tahun 1996 di mediasi indonesia, akhirnya disepakati pembentukan daerah otonom atas 5 provinsi dan MNLF berdamai dengan pemerintah philipina. namun hal ini menjadikan perpecahan di dalam MNLF dengan terbentuknya faksi MILF ( pecahan MNLF ) yang mengangkat senjata karena menginginkan pelaksanaa perjanjian tripoli, kemudian perdamaian dengan MILF terjadi pada tahun 2010 dan hingga kini masih berunding. karena lamanya perundingan yang tidak memberikan hasil positif, akhirnya terjadi perpecahan di dalam MILF melahirkan BIFF dan Abu sayyaf. gagalnya perundingan karena keengganan pemerintah pusat untuk secara tulus memberikan hak otonomi kepada mindanao sebagai sebuah wilayah khusus yang tidak terpisah dari pemerintahan philipina.







penguasaan ISIS di marawi yang di rencanakan untuk menjadi ibukota negara islam mindanao ini di motori oleh kelompok maute yang telah lama berafiliasi dengan ISIS dan didukung oleh beberapa kelompok radikal seperti Abu sayyaf,  BIFF ( didalamnya termasuk faksi Rajah sulaiman movement dan IMJ ), Anshor khalifah Philipino ( termasuk didalamnya Jemaah islamiyah, Khalifah islamiyah mindanao, new people army ). sebenarnya peperangan kali ini tidak berbeda dengan peperangan lainnya di wilayah mindanao. sebentar di kuasai kelompok radikal islam, kemudian di rebut kembali oleh pemerintah dan sebaliknya. yang membedakan kali ini, sepertinya sorotan media sangat deras memberikan informasi.




hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian pengatur strategi, bagaimanapun marawi hanyalah salah satu dari kota kota yang ada di dalam wilayah otonomi islam mindanao dan sudah sejak lama pula banyak beredar bendera ISIS di wilayah wilayah tersebut. tentara philipina sudah seringkali bertempur dengan mereka, namun tidak pernah dituntaskan hingga ke akar. seperti sekarang, dimana militer philipina sudah menguasai 90 % wilayah marawi. namun sisanya terkesan sangat sulit. hal ini karena mungkin konflik ini dipelihara. yang membedakan saat ini, konflik di marawi menjadi komoditas yang dijual media ke panggung dunia.




TNI sudah membuktikan efektifitas kerjanya di saat penyerbuan di pegunungan tinombala poso yang berhasil membunuh pemimpin kelompok islam radikal yang bernama santoso. jikapun harus diturunkan untuk menumpas ISIS di mindanao, bukanlah al yang sulit. namun sepertinya hanya akan menambah kuat alasan kelompok radikal ini untuk masuk ke indonesia. mungkin tidak dengan serangan frontal, namun bom bunuh diri akan semakin sering terjadi. selain itu polesan koflik di marawi sepertinya hanyalah dagangan media mainstream internasional dalam menarik perhatian pemirsa di asia pasifik.







memang sudah benar TNI tidak masuk dan terlibat dalam konflik di mindanao, cukup dengan pembuatan pagar betis di perbatasan dengan wilayah philipina agar konflik tidak meluas. jikapun mereka melarikan diri, akan sangat kecil kemungkinannya. karena mindanao selatan memang basis Abu sayyaf dan militer pilipina sulit untuk menembusnya. yang menarik perhatian adalah di dalam konflik marawi terdapat militer amerika yang begitu cekatan mensuplai persenjataan untuk personel militer philipina. sesuatu yang kurang bisa diterima oleh para pengamat militer. 




alutsista philipina sudah mencukupi untuk menanggulangi pemberontakan dan peperangan skala kecil dan menengah. jikapun bantuan yang dibutuhkan lebih ke arah support satelit dan penyadapan komunikasi. amerika berperan banyak di posisi tersebut dengan mengerahkan pasukan khusus lengkap dengan peralatan intainya. namun seperti peperangan lain yang juga di ikuti oleh amerika. tidak akan ada kata finish, konflik akan terus muncul dan hanya berganti pemeran yang melakoninya. seringkali konflik meluas menjadi krisis wilayah.







sepertinya dengan dibukanya konflik dengan mengangkat isu internasional ( sayap ISIS di asia tenggara ) dapat dibaca bahwa amerika sedang mencari jalan untuk membuat kekacauan di kalimantan bagian utara dan sulawesi bagian utara. namun langkah ini akan ditentukan oleh kemampuan konflik di mindanao. jika bisa membuat konflik horizontal meluas diseluruh mindanao. tentu akan menjadi perhatian khusus bagi militer Malaysia, Brunei dan Indonesia. separuh dari penduduk mindanao adalah katolik yang dipaksakan ber transmigrasi ke selatan philipina agar diperoleh keseimbangan jumlah penduduk non muslim di mindanao. dimana mindanao yang terbagi atas 26 povinsi ini sejak awal memang teritori bangsa moro yang masih memiliki kekerabatan dengan suku bajau ( bajo ).





TNI dan rakyat indonesia harus memahami strategi perpecahan yang dijalankan oleh amerika. dimana mindanao akan menjadi afganistan yang seolah olah sebagai bentuk sejati kesultanan islam yang berdasarkan syariat islam. dari langkah tersebut, akan terpercik kekacauan di wilayah lain seperti teror di pakistan, perang saudara di irak dan suriah. selain itu lybia dan mesir masih sulit untuk bangkit dari konflik dalam negeri. sepertinya mindanao akan dibuat seperti Afganistan.








percikan dari mindanao akan sampai di bagian utara pulau kalimantan dan sulawesi sebagai bentuk irak dan suriah, jawa akan digerakan oleh kekacauan people power, brunei dan kuala lumpur akan dibanjiri teror bom. dengan chaos yang terjadi di wilayah inti, maka akan lebih mudah mengobok obok wilayah lain yang lebih heterogen dan memiliki potensi konflik lebih tajam. sebelum hal ini menjadi lebih parah, sebaiknya wadah penindakan segera di tegaskan dengan disahkannya undang undang terorisme dengan melibatkan militer sebagai bentuk keseimbangan kontrol. pola pencegahan akan lebih baik daripada reaksi atas kejadian.




lembaga HAM dan pihak yang sebenarnya memperoleh titipan dari pihak luar, akan berjuang keras untuk menjegal upaya pengesahan undang undang terorisme. dengan alasan adanya pasal karet yang bisa menyimpang aplikasinya. perang terhadap ideologi dan faham tidak bisa diselesaikan dengan senjata berat dan jet tempur generasi ke 5. namun harus dengan peraturan yang mencegah dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Islam radikal dan Komunisme. 



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...