Senin, 10 April 2017

Amerika memilih perang dunia ketiga di 2 front

Semenjak kepemimpinan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke 45. banyak sekali kebijakan politik yang disampaikan secara vulgar sehingga orang awam pun dapat membacanya. jika melihat karakter sang pengusaha yang memang kurang menyukai basa basi. maka arah kebijakan pemerintah adi daya akan lebih frontal menghadapi blok timur. berbeda dengan kebijakan obama yang juga mencurigai teman nya sendiri dengan upaya memata matai pemimpin negara sahabat di NATO maupun non NATO.









Timur tengah tetap akan menjadi pilihan yang mudah untuk melakukan proxy war, sehingga disinilah banteng dan macan akan bergumul. pilihan irak dan suriah adalah yang paling masuk akal. banyaknya kepentingan yang terlibat didalam konflik sektarian ini, tidak hanya merusak tatanan pemerintahan. tapi juga melemahkan kehidupan bermasyarakat. tampaknya irak dan suriah akan menjadi front barat. selain NATO, juga akan muncul aliansi negara muslim dalam panji pimpinan arab saudi. sedangkan Rusia akan mendukung penuh Iran, Libanon dan Pemerintah Suriah pro Saad.



Belahan dunia lain telah digelar antisipasi konflik yang tampaknya akan lebih dahsyat karena didalamnya akan menjadi pertaruhan politik dunia. siapa yang bisa memenangkan peperangan akan menjadi negara adi kuasa. tentu sang pertahana akan berjuang keras untuk mempertahankan gelarnya. dilain sisi Tiongkok yang berambisi menjadi negara adi kuasa baru, tentu tidak bisa dipandang remeh. sepertinya Tiongkok sudah memilih Laut China Selatan sebagai lokasi pertempuran untuk front timur. didalamnya akan melibatkan Jepang, Taiwan, Korea selatan, Australia dan tentunya Amerika serikat sendiri dan akan dibenturkan dengan blok yang berisikan korea utara, Tiongkok.







Analis militer banyak yang berpandangan bahwa amerika sedang menggali lubang kuburnya sendiri karena untuk berperang di 1 front saja akan berat. tapi amerika memilih untuk berperang dalam 2 front sekaligus. dalam sejarah, belum pernah terjadi pertempuran full force yang berimbang. pada perang dunia ke 2, banyak alutsista yang belum berkembang seperti saat ini. kekuatan militer di era modern bersandar kepada teknologi dan pada masa damai, hak paten adalah sebuah halangan. alih teknologi yang diminta pembeli atau mitra strategis kerap menjadi batu penghalang transaksi jual beli alutsista.




Jika kondisi kritis, tentu alih teknologi akan deras mengucur ke berbagai negara yang bersekutu dan dalam sekejap bisa ada banyak negara yang bisa memproduksi F 35 nya amerika atau PAK 50 nya Rusia. perakitan sebuah pesawat tempur tidak berbeda jauh dengan perakitan mobil balap NASCAR atau mobil Formula 1. penuh dengan elektronik canggih namun perakitan sangat cepat karena sudah didesain sebagai rancang bangun ( puzzles ). setiap bagian memiliki hak paten masing masing dan yang membuat lama adalah menunggu kiriman bagian bagian tesebut dari suplier pemilik paten.

 






Strategi seperti apa yang diambil Amerika sehingga memilih memecah front pertempuran menjadi 2 dan apakah masing masing sekutu mampu bertempur dengan baik karena bagaimanapun saat ini negara sekutu lebih memilih menyewa jasa keamanan dari amerika daripada memelihara angkatan persenjataan sendiri. inggris yang menjadi mitra paling dekat juga tidak lebih baik dari negara NATO lainnya. lemahnya kekuatan militer mereka dan ketergantungan terhadap suplai persenjataan dari Amerika menjadi titik lemahnya.




Tiongkok yang tidak takut mengkloning teknologi persenjataan negara manapun tentu juga memiliki kelemahan dan yang paling jelas adalah belum berkembangnya paradigma kekuatan militer laut dan militer udara. karena selama ini militer Tiongkok disibukkan dengan keamanan dalam negeri yang menganut komunisme. jika ada agresi ke daratan Tiongkok tentu hal yang mustahil karena militer daratnya sangat kuat dan militan. sangat berbeda dengan militer laut dan iliter udara yang baru 1 dekade ini bertransformasi.








Sejarah mengungkapkan hanya jepang yang mampu melakukan agresi ke seluruh wilayah negara di asia pasifik, sedangkan amerika sendiri pernah 2 kali gagal dalam kampanye perangnya di vietnam dan korea. namun jepang selepas kekalahan perang dunia mengalami kemunduran militer yang luar biasa karena efek dari perjanjian pengakuan kekalahan yang didalamnya ada point untuk tidak membentuk militer yang tangguh dan sebagai gantinya menggunakan jasa keamanan dari amerika.


Mungkin saja ini akhir dari kekuasaan amerika sang negara adikuasa yang telah bertahan 50 tahun lebih dan digantikan oleh Tiongkok sebagai raja baru seperti saat Romawi menghentikan kekuasaan Persia atau mungkinkan menjadi pengukuhan mutlak dominasi militer di planet bumi ini. seperti sejarah saat hitler mengalami kegagalan saat menyerang kekaisaran Rusia. namun sejarah juga membuktikan bahwa militer Rusia lah penentu kemenangan sekutu di daratan eropa yang mampu menekan italia dan jerman hingga kembali ke batas negaranya.







Yang pasti jikapun terjadi perang dunia yang ke tiga. sangat besar kemungkinan seluruh dunia akan terlibat baik secara langsung ( ikut memihak ) maupun secara tidak langsung ( membantu suplai persenjataan dan logistik ) sedangkan negara yang berada disekitar lokasi pusat pertempuran akan menjadi korban sia sia seperti yang terlihat di suriah dann irak saat ini. untuk asia tenggara kemungkinan besar perang akan terjadi disekitar laut china selatan laut china timur. disitulah akan menjadi saksi siapa yang akan menjadi penguasa dunia.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...