Sabtu, 22 April 2017

9 penyebab ahok kalah telak

jika melihat grafik popularitas pasangan pertahana memang sangat sulit untuk mengalahkan basuki cahaya purnama yang berpasangan dengan djarot syaiful hidayat. di putaran pertama si kuda hitam memang mampu mencuri perhatian dengan memperoleh suara 16 % yang tersebar di berbagai wilayah di jakarta yang heterogen. pasangan Agus yudoyono dan Silviana sejak awal bukan mentargetkan menjadi pemenang, namun sebagai ajang lawan tanding untuk persiapan 2019.









akhirnya ahok mampu ditumbangkan oleh pasangan anies dan sandiaga yang benar benar harus bertarung dari gang ke gang. dengan platform yang mirip bahkan dianggap saling mencontek. 20 hari sebelum pencoblosan, lembaga survey meyatakan kedua pasangan seimbang. jika tidak ada kecerobohan maka hasil pencoblosan akan berbeda dibawah 1 persen selisihnya.namun apa yang ditakutkan akhirnya terjadi, pasangan nomer 2 melakukan kecerobohan.



5 hari sebelum pencoblosan diperoleh data dari lembaga survey yang menyatakan bahwa si kotak kalah 2 persen dari si putih. dan hal ini membuat banyak barisan pendukung yang kalang kabut hingga bekerja ekstra keras. 26 jam sehari jika perlu. kemudian apa gerangan penyebab kekalahan pasangan kotak kotak yang menjadi pertahana ini, mari kita ulas satu per satu :







1. Terlalu banyak tangan besar yang membantu 

sebenarnya pilkada provinsi DKI Jakarta tidak beda dengan pilkada provinsi lainnya. yang membedakan adalah dekatnya dengan pusat pemerintahan negara yang menjadikan akses komunikasi dan jaringan lebih cepat dan lebih dekat. pilkada jakarta konon menjadi cermin politik nasional, sehingga pada pilkada kali ini banyak tangan besar yang membantu menjadikan kegiatan tidak tepat terkoordinasi dan tumpang tindih. di paslon 3 hanya tim asli yang bekerja meskipun banyak juga tangan besar yang membantu, namun hanya sebagai pendukung di belakang.


2. tersandung kasus penistaan agama 

sosok ahok memang sangat lugas dan perkataannya kurang penataan yang sejak awal sangat ditakutkan oleh para pakar komunikasi publik. benar saja karena kesalahan menggunakan kalimat, menjadikan ahok melakukan penistaan surat al maidah ayat 51 yang berisikan tentang persyaratan pemimpin haruslah yang ber akidah sesuai al quran. apapun hasil keputusan sidang akan merugikan ahok. seperti dalam catur, berapapun kuda, benteng dan peluncur yang di tangkap tidak akan mampu menggantikan peran patih.







3. tim cyber yang terlalu banyak 

penggunaan tim cyber memang sudah lazim dalam proses demokrasi modern. namun penggunaan tim cyber oleh kubu ahok - djarot luar biasa. hanya untuk menarik perhatian 10 juta orang, menggunakan pasukan yang BIASA nya menarik perhatian 300 juta orang sehingga suasana sosmed tidak lagi terkesan alami. para voter pun akhirnya merasa berita tentang tim kotak kotak sebuah spam karena terlalu seringnya berita tersebut muncul. berbeda dengan tim putih yang menggunakan tokoh ( wadah keorganisasian ) untuk menjadi endoser.



4. isu sara dan fanatisme agama 

digelarnya 3 kegiatan masyarakat yang berskala besar dengan melibatkan ratusan ribu orang dan pernah terkumpul hampir 3 juta orang, hanya untuk menunjukan bahwa kaum muslim mengawal proses persidangan penistaan agama. sebesar apapun agenda politik negara, sering kali harus terkalahkan jika sudah bicara akidah. meskipun sering juga percobaan untuk menjadikan negara kesatuan republik indonesia negara sekuler dan sebaliknya. indonesia tidak akan mudah menjadi negara syariat islam.


5. ahok - djarot menyerang lupa bertahan 

kemenangan ahok - djarot di jakarta barat dan jakarta utara menjadi modal awal untuk memenangkan pilkada jakarta putara kedua. sehingga tim paslon nomer 2 fokus mendulang suara di jakarta timur dan jakarta selatan yang merupakan kantong suara pasangan nomer 3. namun karena keasyikan menyerang sehingga pertahanan lemah. disitulah tim anies - sandi masuk dan merebut simpati warga di barat dan utara jakarta.







6. supir panik jalannya oleng 

pada putaran kedua pasangan ahok - djarot banyak menelurkan program baru yang dilihat warganya sebagai kepanikan. seperti KJ Lansia, program baru penataan kampung kumuh, program warga pesisir. hal ini lah yang menjadi blunder, mengapa tidak dilakukan sejak dahulu. seharusnya tim pertahana tetap fokus untuk memoles program yang sudah dijalankan dan membiarkan tim lawan mengajukan program yang mirip sehingga warga tahu bahwa program lama sudah baik meskipun belum sempurna sehingga paslon lawan tidak sungkan untuk menirunya. 



7. seharusnya ahok - djarot menjadi warga jakarta 

jika anies - sandi menggunakan baju putih dan ahok - djarot menggunakan baju kotak kota. tentu tidaklah salah. namun seharusnya ahok dan djarot juga menggunakan identitas betawi. misalkan menggunakan kain selempang atau peci hitam yang sebenarnya bukan mencirikan agama, tapi budaya. seperti sandiaga yang sering disambutan warga dengan jurus palang pintu yang dibalas dengan jurus jurus silat betawi ala sandiaga.



8. orang jakarta tidak mau dibuka soal beban ekonominya 

jika pasangan ahok - djarot menyandingkan program program kesetahteraan warga jakarta dengan asumsi seluruh warga miskin jakarta akan merasa tertolong dengan program pemindahan rumah susun dan program kartu jakarta. namun banyak warga yang merasa bahwa mereka dianggap orang tak berdaya dan diatur atur. maka dengan program DP rumah 0 % dan kartu jakarta pintar plus nya anies - sandiaga menjadikan warga tercuri perhatian nya dan merasa isi dapur rumah tangganya tidak di obok obok.






9. reklamasi yang menenggelamkan suara di utara 

jika tahapan reklamasi di utara jakarta sesuai dengan langkah langkah yang benar. maka seharusnya pembangunan great giant wall yang menahan ombak masuk ke pesisir jakarta dijalankan lebih dahulu. setelah itu relokasi nelayan ke sisi luar benteng laut jakarta. sehingga pesisir yang ada sekarang kosong dan dilanjutkan dengan pembangunan pulau pulau buatan yang menjadi kawasan bisnis baru. namun ternyata ada yang terburu nafsu dan menyalahi prosedur sehingga semua mimpi menjadi buyar dan bisnis terkatung katung.isu inilah yang menjadikan suara warga pesisir tergiring ke paslon lainnya.



Namun bagaimanapun juga, selama masa kepemimpinan ahok - djarot. banyak kemajuan jakarta yang luar biasa. bahkan belum pernah dilakukan oleh gubernur era sebelumnya. bisa jadi anies - sandi kesulitan untuk mengimbangi kesuksesan program ahok ini. semoga siapapun gubernur nya, jakarta akan makmur dan ramah dengan warganya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...