Kemarin saat peluncuran kapal Strategic Sealift Vessel ( SSV ) milik tentara angkatan laut Philipina dari galangan kapal PT PAL Surabaya menjadi tonggak awal berkibarnya kemandirian militer indonesia atas kepemilikan alat senjata utama.
Dengan kerja keras dan perjuangan tiada henti, indonesia berhasil memproduksi kapal perangnya sendiri dan salah satunya adalah kapal perang multi guna yang bisa berperan dalam segala situasi. kapal tersebut adalah hasil transfer teknologi dari DAMEN Belanda dan Daewoo korea. untuk kerjasama dengan Daewoo ( didukung oleh Daesun korea ) sudah menghadirkan 4 jenis kapal LPD yaitu KRI Makassar 590 dan KRI Surabaya 591 dibuat di galangan kapal Busan, Korea Selatan. Baru kemudian, KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.
kapal Strategic Sealift Vessel memiliki kecepatan maksimum 16 knots dan mampu berlayar selama 30 hari nonstop adalah kapal dengan kemampuan terbaik dikelasnya dimana sudah dilengkapi peralatan monitoring dan radar terbaru, persenjataan yang sudah di upgrade. hal ini tercermin pada kapal LPD Makasar yang menjadi percontohan pembangunan SSV ini.
Negara kepulauan memang seharusnya memiliki banyak kapal SSV dan LPD yang mampu mengarungi semua selat dan lautan dangkal dan bisa dengan cepat menurunkan personil dan alat perang ke daratan terdekat yang di targetkan. apalagi adanya helicraft landing yang bisa mendukung pengamanan jalur kapal.
Jika melihat blueprint perkembangan alat utama persenjataan terutama dalam penguasaan kapal perang dan kapal selam. sepertinya indonesia menargetkan menguasai pembuatan kapal induk multifungsi seperti kapal induk kelas nimitz yang saat ini sedang diperbanyak oleh angkatan laut amerika serikat dan beberapa negara NATO. sepertinya indonesia akan mencapai pada tahap tersebut.